Selamat Datang di Kawasan Penyair Nusantara : ACEHBANGKA BELITUNG BALIBANTENJAKARTAJAMBIJABAR JATENG JATIMKALSEL - KALBAR KALTENG - KALTIMKEP.RIAU - LAMPUNG - MADURAMALUKUNTB – NTTPAPUASULBARSULSELSULTENGSULTENGGARASULUTSUMBAR SUMSEL = SUMUTYOGYAMALAYSIASINGAPURABRUNEI THAILANDTAIWAN : Terima Kasih Kunjungan Anda

Senin, 09 Januari 2012

Sastra Indonesia Mutakhir : Jejak Historis dan Kecenderungan Estetiknya

Oleh : Jamal T. Suryanata

/ 1 /
Memperbincangkan ihwal sastra Indonesia mutakhir, sebagai suatu tema besar, tentu saja bukan sebuah persoalan yang tanpa risiko. Di samping karena begitu luasnya cakupan pengertian “sastra Indonesia” itu sendiri, juga dilantarankan oleh ketakrifan istilah “mutakhir” yang digunakan dalam judul tulisan ini memang cenderung bermakna bias (baca: bersifat deiktis). Oleh karena itu, sekadar upaya penyederhanaan konseptual, istilah “sastra Indonesia” dalam konteks ini hanya akan merujuk pada karya-karya sastra yang ditulis dalam bahasa Indonesia; sedangkan istilah “mutakhir” lebih dimaksudkan untuk menunjuk perkembangan sastra Indonesia sepanjang lebih-kurang sepuluh tahun terakhir, sejak memasuki tahun 2000 hingga sekarang (dekade pertama abad ke-21).[1] Selanjutnya klik disini

Variasi Model Pembacaan Novel "Rumah Debu"

RUMAH DEBU NOVEL BERDEBU
Oleh: HE. Benyamine

Cerita tentang yang semestinya dilakukan seorang anak laki-laki ketika sudah mulai beranjak dewasa untuk melakukan perjalanan-perjalanan jauh; melihat kota-kota dan negeri jauh dengan segala perbedaannya dan keunikannya. Perjalanan jauh atau pengembaraan yang terus mengusik pikiran tokoh Rozan dalam Novel Rumah Debu (2010) karya Sandi Firly, seperti menjadi pegangan bagi yang membaca novel tersebut sebagai sesuatu yang penting untuk diingat karena dari awal hingga akhir terus diulang nasehat dari “ayah”nya Rozan tersebut.Selengkapnya klik disini...

Tips Menulis Puisi

oleh : Halimi Zuhdi

Puisi, sebagai wakil hati dan pikiran, atau ekspresi dari dalam diri seseorang. Tidak heran, jika puisi selalu memberikan kejutan-kejutan nada dan cinta, rindu dan kebencian, kasih dan permusuhan, juga sering menjelma kata-kata yang sangat menakjubkan, kadang sang penulisnya tidak merasa bahwa puisi terbang begitu tinggi tak kenal bumi, tapi terasa menyentuh bahkan tenggelam dalam perut bumi. Selengkapnya klik disini.

Sekitar Konsep Pengertian Puisi

Oleh : Dimas Arika Mihardja

Hingga kini studi puisi belum berhasil memberikan batasan teks puisi yang secara luas dapat diterima. Mengherankan, tetapi hal ini dapat dimengerti. Mengherankan karena sulit untuk mengharap suatu bidang ilmu dapat menjelaskan bidang ilmunya dengan istilah sedemikian rupa sehingga memperoleh konsensus dalam bidangnya itu. Dapat dimengerti karena tidak pernah ada garis pemisah yang jelas antara teks puisi dan nonpuisi. Garis pemisah ini telah dihapus di masa lalu dan akan terus dihapuskan di masa mendatang. Alasan penghapusan ini disebabkan oleh rumitnya struktur objek penelitian dan evaluasi yang selalu berubah terhadapnya. Juga faktor metode yang digunakan untuk mendefinisikan konsep teks puisi merupakan faktor yang menyebabkan kacaunya konsep. Selengkapnya klik disini.