Selamat Datang di Kawasan Penyair Nusantara : ACEHBANGKA BELITUNG BALIBANTENJAKARTAJAMBIJABAR JATENG JATIMKALSEL - KALBAR KALTENG - KALTIMKEP.RIAU - LAMPUNG - MADURAMALUKUNTB – NTTPAPUASULBARSULSELSULTENGSULTENGGARASULUTSUMBAR SUMSEL = SUMUTYOGYAMALAYSIASINGAPURABRUNEI THAILANDTAIWAN : Terima Kasih Kunjungan Anda

Senin, 08 November 2010

KOMUNITAS SASTRA DI INDONESIA: TUMBUH BAK CENDAWAN, SIRNA LAKSANA ASAP


Iwan Gunadi

Seorang dosen di Fakultas Sastra Universitas Indonesia heran ketika berkunjung ke Universitas Leiden, Belanda, beberapa tahun lalu. Ia heran bukan lantaran koleksi karya-karya sastra lama Indonesia di sana jauh lebih lengkap ketimbang di negerinya. Banyak kalangan, terutama para akademisi, sudah lama memafhuminya. Kolonialisme, inilah yang kemudian sering muncul sebagai tumbal argumentasi.Selanjutnya klik disini

Kamis, 04 November 2010

Menikmati Puisi Dunia Maya (bagian 9)


Oleh: Hamberan Syahbana

Pada waktu kita membaca judul essei ini pertanyaan-pertanyaan yang timbul di benak kita adalah: (1) Apakah puisi bisa dinikmati? (2) Bagaimana mungkin kita bisa menikmati sebuah puisi? (3) Bukankah puisi itu karya sastra yang tersulit dipahami? (4) Mungkinkah kita bisa menikmati puisi, sementara informasi yang disajikan teramat sedikit? Jawaban untuk semua pertanyaan tsb adalah: Bisa! Mengapa tidak! Kita pasti bisa menikmati puisi. Tentu ada caranya. Selanjutnya klik disini

MEMASUKI "LABIRIN SAJAK-SAJAK" TENGSOE TJAHJONO


Catatan Dimas Arika Mihardja

Salam Mempelai: dari Labirin keLabirin
Penyair TengsoeTjahjono (Surabaya) menjelang malam 17 Agustus 2010 mengirimkan draft kumpulan sajak "Salam Mempelai" melalui email. Draft buku ini dibagi ke dalam tiga subjudul, yakni Labirin Mataangin, Labirin Perjalanan, dan Labirin Kabut. Masing-masing subjudul, merangkum sejumlah sajak yang jumlahnya mencapai puluhan sajak. Kesan dan komentar pertama yang muncul dari pembacaan awal ialah ungkapan keakraban khas antarsahabat: "uedan tenan", "diancuk". Ungkapan keakraban ini menunjukkan keterperangahan saya saat mengetahui bahwa sebagian besar sajak yang ada, pertama-tama dipublikasikan melalui situs jejaring social facebook. Hal kedua yang membuat saya terperangah ialah Tengsoe Tjahjono menulis dan mempublikasikan sajak-sajaknya setiap hari! Hal yang lebih gila lagi, dengan cengegesan ia bilang melalui inbox saya, "Selamat memasuki labirin puisi-puisi saya." Selanjutnya klik disini