Judul Puisi : Mendulang Cahaya Bulan
Indonesia
Minggu, 27 Juli 2014
Sebuah Analisa Sederhana Yang Dimuat Koran Merapi, Minggu, 13 Juli 2014
Politik dan Puisi yang Bengkok
2014 adalah tahun politik, tahun dengan suhu yang acap kali memanas. Dalam politik abad informasi, citra politik seorang tokoh, yang dibangun melalui aneka media cetak dan elektronik seakan menjadi “mantra” yang menentukan keberlangsungan politik. Melalui mantra politik itu—meminjam istilahnya Yasraf Amir Piliang—maka persepsi, pandangan dan sikap politik masyarakat dibentuk bahkan dimanipulasi. Pada akhirnya, politik sekarang ini lebih dominan sebagai politik pencitraan, yang merayakan citra ketimbang kompetensi politik—the politics of image. Selengkapnya klik disini...
Tiga Buku Sastra Spektakuler Akan Diluncurkan dalam Dialog Borneo-Kalimantan XI
Dialog Borneo-Kalimantan merupakan acara pertemuan sastra internasional yang melibatkan para sastrawan tiga negara satu pulau, yaitu pulau Borneo atau Kalimantan. Ketiga negara yang terlibat adalah Indonesia (Kaltim, Kalsel, Kalteng, Kalbar), Malaysia Timur (Sabah, Sarawak, Labuan, Miri), dan Brunei Darussalam. Acara pertemuan ini diadakan tiap dua tahun sekali dengan bergiliran tempat pelaksanaannya. Kalimantan Timur siap menjadi tuan rumah untuk pertemuan yang kesebelas di tahun 2011 ini. Selanjutnya klik disini...
Sabtu, 26 Juli 2014
BEBERAPA SAAT BERSAMA FRIESKA RARA BERLIAN “GEMERLAP BINTANG DARI KOTA KEMBANG”
Catatan Dimas Arika Mihardja
DULU saat Bintang Kartika memosting puisi 2,7 di grup ini,puisinya mulai bertaburan bintang. Saya sebagai admin lalu menaruh apresiasitinggi pada hasil kreativitasnya. Dalam minggu ini, ada pendatang baru darikota Kembang, Bandung yang puisinya juga bertaburan bintang. Dialah FrieskaRara Berlian, sebuah nama yang puitis. Nama ini agak fenomenal, sebab seharimasuk menjadi anggota grup yang ke 6666 menolak pemberian hadiah dari pengurusgrup. Saya lantas berkenalan dan menjalin pertemanan dengan peragawan busanadari kota Kembang ini. Wajahnya mememang imut dan semoga tidak amit-amithehehe.Selengkapnya klik disini
Senin, 14 Juli 2014
PERANG BINTANG DI ANTARA RASA SAYANG: DIANI NOOR CAHYA DAN FRIESKA RARA BERLIAN
Catatan Kecil Dimas Arika Mihardja
Grup puisi 2,7 memberikan fenomena menarik. Pertama, kenapapenyair wanita menonjol di antara penyair lelaki? Pertanyaan ini mengundang isugender yang amat berbahaya jika diuraikan jawabannya. Sebab soal gender terkaital-hal yang sensitive dan enderung diskriminatif. Kedua, apakah kemenonjolanpenyair wanita ini terkait banyaknya lekuk-liku secara fisik? Pertanyaan keduaini pun mengarah ke bias diskriminatif dan akan enumbuhkan kegelisahan baru.Ketiga, kenapa Dimas Arika Mihardja(DAM)ealu menyambut baik penyair wanita yang secara fisik terlihat cantik?Terhadap kesan seperti ini, saya perlu meluruskan. Saya lebih tertarik pada puisiterposting ketimbang dikaitpautkan dengan sosok pemosting puisi. Bagiku halyang nomor satu ialah berhadapan dengan puisi dan bukan terkait dengan sosokpemilik puisi. Selengkapnya klik disini
LOKOMOTIF DIMAS ARIKA MIHARDJA (DAM) DAN GERBONG-GERBONG YANG DIGERAKKANNYA
Oleh Kajitow El-kayeni
Manusia tidak selalu berjalan pada kecuraman atau kelapangan hidup selamanya. Ada beberapa bagian dalam hidup yang berbolak-balik, tidak ada stagnasi di sana. Hidup yang dinamik mengantarkan setiap orang pada pilihan, baik yang mungkin atau justru yang tidak logis. Untuk menyikapi itu, manusia dengan kelebihan akal yang dimilikinya berusaha memetakan, mencatat, mengevaluasi, kemudian mengambil tindakan penyelesaian. Meskipun hidup yang dinamik tidak selesai di situ. Saat satu pilihan jatuh, sebenarnya telah menunggu pilihan-pilihan lanjutan. Di sinilah manusia diuji oleh situasi, diuji oleh hidup, diuji oleh dirinya sendiri, untuk melakukan hal yang terbaik menurut pertimbangan dan dorongan subyek-subyek yang bergerak dalam dirinya. Selengkapnya klik disini ...
MEMBEBASKAN MENULIS PUISI
CatatanPenulisan Kreatif Puisi di Komunitas Pintu
Oleh: Sudaryono
Prolog
Dalam mengisi peringatan Hari Pendidikan Nasional, saya memenuhi undangan KomunitasPintu (Art and Culture) untuk tampilsebagai pemateri Penulisan Kreatif Puisi. Satu agenda kerja yang menurutpertimbangan saya wajib dihadiri dan diharapkan bisa menyebarkan “virus cinta”puisi bagi peserta pelatihan. Menurut catatan, peserta pelatihan sebanyak 70peserta terdiri atas pelajar dan mahasiswa yang ada di kabupaten Tebo. Satu halyang ingin saya tularkan kepada peserta pelatihan ialah upaya membebaskan siapasaja dalam menulis puisi. Konsep membebaskan ini hakikatnya memberikankesempatan kepada siapa pun untuk secara leluasa memperkenalkan cara ungkap karya puisinya. Selengkapnya klik disini...
Senin, 30 Juni 2014
Kompetisi Internasional Musik Anti Korupsi 2014
Kompetisi Internasional Musik Anti Korupsi 2014 (Belgia/Tunisia)
Band pemenang akan diterbangkan ke Tunisia di mana mereka akan berpartisipasi pada 16th IACC (International Conference Anti-Korupsi) di Tunisia dari 21-24 Oktober akhir tahun ini (2014).
Kompetisi terbuka untuk musisi muda: berusia 18-35 tahun, semua genre musik.
Untuk berpartisipasi, musisi diminta untuk merekam dan mengirimkan online, video musik yang memberikan suara untuk bagaimana korupsi mempengaruhi kehidupan mereka, komunitas atau masyarakat mereka pada umumnya.
Mengirimkan video musik ke www.anticorruptionmusic.org sebelum 18 Agustus 2014.
Lebih lengkap, silakan ke web: http://t.co/JpMCqt5DX7
Rabu, 25 Juni 2014
Satu Hati Tolak Korupsi
"Pilihan dan Perbedaan", duo penyair gaek Puisi Menolak Korupsi: Arsyad Indradi dan Bambang Eka Prasetya dengan salam jari berbeda memilih "Satu Hati Tolak Korupsi" Salam Hangat Doa Kuat di acara road show PMK Ponpes Hidayaturrahman Sukra Indramayu,20 Juni 2014.
Sabtu, 14 Juni 2014
ARSYAD INDRADI DI ROAD SHOW PMK DI PALU DAN SEMARANG
Seperti road show PMK I,II dan III yang di selenggarakan di tiga daerah, Blitar (Jatim), Tegal (Jateng) dan Banjarbaru (Kalsel) Kota Palu (Sulteng) tak ketinggalan menyelengarakan road show yang IV tgl 7 September 2013 bertempat di Taman Budaya Palu. Penyair dari daerah lain yang hadir Leak Sosiawan (Solo), Acep Zamzam Noor (Tasikmalaya), Wage Tegoeh Wijono (Purwokerto) dan Arsyad Indradi (Banjarbaru). Selanjutnya klik disini
Perjalanan ROAD SHOW PMK (Puisi Menolak Korupsi)
1. Blitar, Jawa Timur
Sabtu, 18 Mei 2013, Pukul 19.00 – 24.00 WIB
Di Perpustakaan Bung Karno, Jl. Kalasan, Kal. Bendogerit, Kec. Sananwetan, Kota Blitar
Baca Puisi, Pentas Seni (Musik, Tari, Panembromo) dan Orasi (Ahmadun Yosi Herfanda & Dr. Sholeh Muadi Selanjutnya klik disini
Selasa, 10 Juni 2014
PERTEMUAN PENYAIR ASIA TENGGARA DAN PELUNCURAN ANTOLOGI PUISI LENTERA SASTRA II
Keberadaan kesusastraan di tengah kehidupan masyarakat memiliki peranan yang sangat penting. Tidak saja dikarenakan kesusastraan dapat dijadikan indikator pengukuran nilai-nilai sosio-kultural, sosio-politik bahkan para ranah transenden sekalipun, melainkan dapat juga dijadikan sebagai cerminan peradaban manusia. Sebut saja, penandaan masa prasejarah dan sejarah diberlakukan melalui penemuan tulisan, bahkan sebutan prasejarah dewasa ini juga dikenal dengan nama praaksara. Lihat selanjutnya
Sabtu, 28 September 2013
Bias Gender dan Perilaku Korup
Sudah saatnya korupsi yang masih marak terjadi di Indonesia
diberantas melalui pendekatan multidimensi secara tegas. Lagu lama
pemberantasan korupsi dengan kampanye kepada istri pejabat kembali berdengung,
dengan itu diusulkan agar seluruh keluarga pejabat negara di beri pemahaman
terkait dengan ancaman dan bahaya tindak pidana korupsi. Hal itu perlu
dilakukan untuk menekan praktik korupsi di lingkungan pejabat negara yang masih
marak, kita tahu tidak sedikit kasus korupsi di negeri ini yang menempatkan
istri pejabat sebagai pendukung suami mereka melakukan korupsi.Selanjutnya Klik di sini....
Penyair Gebrak KPK Dengan Puisi Menolak Korupsi
Jakarta, Sayangi.com - "Surprise," ucap singkat Koordinator Gerakan Puisi Menolak Korupsi (PMK) Sosiawan Leak, usai diskusi dan peluncuran buku "Puisi Menolak Korupsi" edisi 2a dan 2b, di Auditorium Gedung Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK), Jakarta, Jum'at (27/9).
Pernyataan Koordinator Gerakan PMK itu dibenarkan penyair lainnya. "Sambutan KPK luar biasa," ulas Wage Teguh Wijono, penyair Purwokerto yang menghidupi keluarganya dengan menjadi tukang sol sepatu keliling. Selanjutnya Klik di sini....
Langganan:
Postingan (Atom)